kalkulus
Limit dan kecil tak terhingga
Artikel ini
sebenarnya bersumber dari Wikipedia
Definisi limit: kita katakan bahwa
limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah L apabila untuk setiap bilangan ε
> 0 apapun, terdapat bilangan δ > 0, sedemikian rupanya:
Kalkulus pada umumnya dikembangkan
dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat
diperlakukan sebagai angka, adalah sangat kecil. Sebuah bilangan dx yang
kecilnya tak terhingga dapat lebih besar daripada 0, namun lebih kecil daripada
bilangan apapun pada deret 1, ½, ⅓, ... dan bilangan real positif apapun.
Setiap perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil tak
terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak memenuhi properti
Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik untuk
memanipulasi kecil tak terhingga.
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu fungsi adalah:
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu fungsi adalah:
Diberikan fungsi f(x) yang
terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu
sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah
L, dan menuliskan:
jika, untuk setiap bilangan ε >
0, terdapat bilangan δ > 0 yang berkoresponden dengannya sedemikian rupanya
untuk setiap x:
[sunting] Turunan
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Turunan
Grafik fungsi turunan.
Turunan dari suatu fungsi mewakili
perubahan yang sangat kecil dari fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses
menemukan turunan dari suatu fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun
diferensiasi.
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah:
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah:
,
dengan syarat limit tersebut eksis.
Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita katakan bahwa ƒ terdiferensialkan
(memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di setiap titik pada domain ƒ,
kita sebut ƒ terdiferensialkan.
Apabila z = x + h, h = z - x, dan h mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x, maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Apabila z = x + h, h = z - x, dan h mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x, maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Garis singgung pada (x, f(x)).
Turunan f'(x) sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan
dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Perhatikan bahwa ekspresi pada
definisi turunan di atas merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik
(x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x). Apabila kita
mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan mendapatkan kemiringan
dari garis singgung yang menyinggung kurva ƒ(x) pada titik x. Hal ini berarti
pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari garis sekan, demikian
pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari fungsi tersebut.
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi pada titik (3,9):
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi pada titik (3,9):
Ilmu yang mempelajari definisi,
properti, dan aplikasi dari turunan atau kemiringan dari sebuah grafik disebut
kalkulus diferensial
Garis singgung sebagai limit dari
garis sekan. Turunan dari kurva f(x) di suatu titik adalah
kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis
sekan.
[sunting] Notasi pendiferensialan
Terdapat berbagai macam notasi
matematika yang dapat digunakan digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi
notasi Leibniz, notasi Lagrange, notasi Newton, dan notasi Euler.
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis sebagai:
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis sebagai:
ataupun
Notasi Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis Lagrange dan merupakan
notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(x)
ditulis sebagai ƒ′(x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila y = ƒ(t), maka mewakili turunan y terhadap t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan turunan pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan keterbebasan variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila y = ƒ(t), maka mewakili turunan y terhadap t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan turunan pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan keterbebasan variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
atau .
Notasi Euler ini sering digunakan
dalam menyelesaikan persamaan diferensial linear.
Notasi
Leibniz
|
Notasi
Lagrange
|
Notasi
Newton
|
Notasi
Euler
|
|
Turunan
ƒ(x) terhadap x
|
ƒ′(x)
|
dengan y = ƒ(x) |
[sunting] Integral
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Integral
Integral dapat dianggap sebagai
perhitungan luas daerah di bawah kurva ƒ(x), antara dua titik a
dan b.
Integral merupakan suatu objek
matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai luas wilayah ataupun
generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu fungsi disebut
sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu:
integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika yang digunakan
untuk menyatakan integral adalah , seperti huruf S
yang memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti
penjumlahan).
[sunting] Integral tertentu
Diberikan suatu fungsi ƒ
bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis real, integral
tertentu:
secara informal didefinisikan
sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh kurva grafik ƒ,
sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan, ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan, ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya
subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval yang diambil, luas keseluruhan
batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah kurva.
Terdapat berbagai jenis
pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling umumnya digunakan
adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman didefinisikan sebagai limit
dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas daerah yang
dibatasi oleh fungsi ƒ pada interval tertutup [a,b]. Dalam
mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi
menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih
sejumlah n-1 titik {x1, x2, x3,...,
xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:
Himpunan tersebut
kita sebut sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b]
menjadi sejumlah n subinterval .
Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita
nyatakan sebagai Δx1, demikian pula lebar subinterval ke-i
kita nyatakan sebagai Δxi = xi - xi
- 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang
dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti.
Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang
lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal dari sumbu x sampai
menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada
kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan
mengalikan ƒ(ti)· Δxi dan
menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan:
Penjumlahan Sp
disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval [a,b].
Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil
penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita
inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi mendekati
nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann adalah:
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann adalah:
Diberikan ƒ(x) sebagai
fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b]. Kita
katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu ƒ di
sepanjang [a,b] dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan
Riemann apabila
kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan ε > 0 apapun terdapat sebuah
bilangan δ > 0 yang berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya untuk
setiap partisi di
sepanjang [a,b] dengan dan
pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti],
kita dapatkan
Secara matematis dapat kita
tuliskan:
Apabila tiap-tiap partisi mempunyai
sejumlah n subinterval yang sama, maka lebar Δx = (b-a)/n,
sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Limit ini selalu diambil ketika
norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak
terhingga banyaknya.
Contoh
Sebagai contohnya, apabila kita
hendak menghitung integral tertentu , yakni
mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b],
b>0, maka perhitungan integral tertentu sebagai
limit dari penjumlahan Riemannnya adalah
Pemilihan partisi ataupun titik ti secara sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b - 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah:
Pemilihan partisi ataupun titik ti secara sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b - 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah:
dan
,
sehingga:
Seiring dengan n mendekati
tak terhingga dan norma partisi mendekati 0,
maka didapatkan:
Dalam prakteknya, penerapan definisi
integral tertentu dalam mencari nilai integral tertentu tersebut jarang sekali
digunakan karena tidak praktis. Teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah)
memberikan cara yang lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu.
[sunting] Integral tak tentu
Manakala integral tertentu adalah sebuah
bilangan yang besarnya ditentukan dengan mengambil limit penjumlahan Riemann,
yang diasosiasikan dengan partisi interval tertutup yang norma partisinya
mendekati nol, teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) menyatakan bahwa
integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung dengan mudah apabila
kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut.
Apabila
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif
sebuah fungsi ƒ adalah integral tak tentu ataupun primitif
dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai:
Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif
umum ƒ dan C adalah konstanta sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi , maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari fungsi tersebut adalah:
Misalkan terdapat sebuah fungsi , maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari fungsi tersebut adalah:
Perhatikan bahwa integral tertentu
berbeda dengan integral tak tentu. Integral tertentu dalam bentuk adalah
sebuah bilangan, manakala integral tak tentu : adalah sebuah
fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C.
[sunting] Teorema dasar
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Teorema dasar kalkulus
Teorema dasar kalkulus menyatakan
bahwa turunan dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih
tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral
tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada
menerapkan definisi integral tertentu, teorema dasar kalkulus memberikan cara
yang praktis dalam menghitung integral tertentu.
Teorema dasar kalkulus menyatakan:
Teorema dasar kalkulus menyatakan:
Jika sebuah fungsi f adalah
kontinu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang
mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka
Lebih lanjut, untuk setiap x
di interval (a,b),
Sebagai contohnya apabila kita
hendak menghitung nilai integral , daripada
menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann
(lihat bagian atas), kita dapat menggunakan teorema dasar kalkulus dalam
menghitung nilai integral tersebut. Anti derivatif dari fungsi adalah .
Oleh sebab itu, sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai dari integral
tertentu adalah:
Apabila kita hendak mencari luas
daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka kita akan
dapatkan:
Perhatikan bahwa hasil yang kita
dapatkan dengan menggunakan teorema dasar kalkulus ini adalah sama dengan hasil
yang kita dapatkan dengan menerapkan definisi integral tertentu (lihat bagian
atas). Oleh karena lebih praktis, teorema dasar kalkulus sering digunakan untuk
mencari nilai integral tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar